LekoNTT - Sailum: Song Of The Rustling Leaves, sebuah dokumenter pendek dari Nusa Tenggara Timur (NTT), ditetapkan sebagai Film Terpilih dalam Festival Film Bulanan (FFB), sebuah ajang apresiasi film pendek dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Pengumuman itu disampaikan FFB melalui akun Instagram pada Senin, 22 Mei 2023. Dikutip dari situs webnya, ajang ini setiap bulannya menyeleksi dan memilih dua film pendek terbaik berdasarkan zonasi di seluruh Indonesia.
Sailum: Song Of The Rustling Leaves menjadi satu dari dua Film Terpilih di FFB Lokus 4 edisi Mei 2023, yang melombakan 25 film dari zonasi NTT, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali. Satu Film Terpilih lainnya adalah Pepadu, film fiksi pendek dari Lombok, NTB.
Disutradarai Felix K. Nesi dan Moses Parlindungan Ompusunggu, Sailum: Song Of The Rustling Leaves adalah sebuah dokumenter personal berdurasi 29 menit yang mengeksplorasi sopi sebagai bagian penting dalam kehidupan masyarakat Atoin Meto di pulau Timor. Pendekatan itu memadukan narasi Felix yang reflektif dengan gambar-gambar puitis dan intim dari Moses.
Hasilnya, seperti kata dewan kurator FFB dalam pernyataan yang dikutip dari berita Media Indonesia tanggal 22 Mei 2023, adalah sebuah film “ajaib” dengan “ide penuturan yang unik.”
“Film dokumenter Sailum: Song of The Rustling Leaves itu dibuat dari seseorang yang sudah punya pemikiran kuat, lalu menggunakan film sebagai peluru untuk menyampaikan gagasan-gagasan tersebut.
Imajinasi menarik, kesannya poetic. Aku suka tawaran ceritanya tentang pro kontra Timor Timur yang lepas dari Indonesia,” ujar Mohamad Ariansah, akademisi film dan salah satu kurator FFB.
Sailum: Song of The Rustling Leaves dibuat rumah produksi dokumenter Atmakanta Studio untuk Project Multatuli, sebuah media daring berbasis di Jakarta yang berfokus pada isu dan masyarakat terpinggirkan.
Film ini dirilis resmi pada 28 Januari 2023 dalam sebuah pemutaran khusus undangan di Gudskul, Jakarta Selatan.
Acara tersebut disertai diskusi publik yang menghadirkan jurnalis harian Kompas Ahmad Arif dan Hasta Trida dari organisasi pengembangan dokumenter In-Docs.
Film ini juga telah ditayangkan di Yogyakarta pada akhir Februari 2023, bagian dari tur kumpulan cerpen terbaru Felix Kapten Hanya Ingin ke Dili.
0 Response to "’Karya Unik dan Ajaib’: Dokumenter NTT Raih Film Terpilih di Ajang Kemenparekraf"
Posting Komentar