LekoNTT - Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) telah
mengambil tindakan untuk mengatasi situasi yang serius terkait penyakit rabies
di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Setelah terjadi kematian satu orang dan ada
puluhan kasus dugaan infeksi virus rabies, langkah vaksinasi darurat untuk
hewan yang berpotensi menularkan penyakit ini akan dilakukan.
Tindakan vaksinasi darurat ini bertujuan untuk
melindungi seluruh hewan yang berpotensi membawa virus rabies di wilayah
tersebut. Hal ini sangat penting karena jika penanganannya tidak tepat, virus
rabies dapat menyebar ke wilayah lain dan menjadi wabah yang berdampak luas.
Dokter hewan Maria Geong, yang memegang gelar
doktor di bidang mikrobiologi-epidemiologi, memprediksi virus penyebab penyakit
anjing gila itu akan menyebar ke wilayah lainnya di seluruh daratan Pulau
Timor, NTT, jika pemerintah setempat tidak melakukan langkah yang tepat untuk
mengatasi kasus rabies.
Sebagai penyakit yang berbahaya, rabies dapat
menular dari hewan ke manusia dan memiliki konsekuensi yang serius, bahkan
dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, upaya vaksinasi darurat ini menjadi
langkah penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit dan melindungi
masyarakat dari risiko yang lebih besar.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi
pemerintah dan pihak terkait untuk bekerja sama dengan cepat dan efektif dalam
melaksanakan program vaksinasi darurat ini. Langkah-langkah ini diharapkan
dapat mengendalikan penyebaran rabies dan melindungi kesehatan masyarakat di
Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Rabies adalah penyakit zoonosis yang dapat
menular dari hewan ke manusia. Infeksi ini disebabkan oleh virus rabies yang
ditularkan oleh hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kelelawar, kucing, dan
kera. Di Indonesia, rabies atau yang sering disebut "penyakit anjing
gila" masih menjadi masalah serius yang mengancam kesehatan masyarakat.
Rabies, juga dikenal sebagai "penyakit
anjing gila," adalah penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf
pusat dan disebabkan oleh Lyssavirus. Virus rabies dapat menular melalui air
liur, gigitan, cakaran, atau menjilati luka terbuka oleh hewan yang terinfeksi
rabies. Hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak divaksinasi rabies memiliki
risiko tinggi untuk menularkan rabies.
Masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4
hingga 12 minggu. Setelah masa inkubasi, orang yang terinfeksi virus rabies
dapat mengalami gejala mirip flu, seperti demam, otot melemah, kesemutan atau
rasa terbakar di area yang digigit, sakit kepala, mual, muntah, gelisah,
kebingungan tanpa alasan yang jelas, hiperaktif, halusinasi, insomnia,
kesulitan menelan, dan produksi air liur yang berlebihan. Gejala rabies pada
manusia berkembang secara bertahap, dimulai dengan gejala awal yang mirip flu
dan kemudian berkembang menjadi gangguan neurologis yang parah. Meskipun bisa
berakibat fatal, jika segera diobati setelah terpapar virus rabies, masih ada
peluang untuk sembuh.
Penanganan luka gigitan hewan yang berpotensi
menularkan rabies sangat penting dilakukan dengan segera. Luka gigitan harus
segera dicuci dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit, kemudian diberikan
antiseptik. Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk membersihkan luka
lebih lanjut dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) serta Serum Anti Rabies
(SAR). Penanganan luka yang cepat dan efektif dapat mencegah timbulnya gejala
dan kematian.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi virus rabies antara lain yaitu dengan melakukan vaksinasi rabies baik pada hewan maupun pada korban gigitan, menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi mengandung virus rabies, menjaga agar hewan peliharaan tidak berinteraksi dengan hewan liar atau asing, melaporkan kepada petugas kesehatan jika menemui seseorang atau hewan yang menunjukkan gejala rabies, dan mencegah hewan lain yang berpotensi menyebarkan rabies masuk ke dalam rumah.
Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, risiko terkena rabies dapat dikurangi secara signifikan.
dida/LekoNTT
0 Response to "Berpotensi Jadi Wabah Besar di NTT, Apa itu Rabies?"
Posting Komentar