Kau sonde akan pernah tahu bahwa ada saja kenyataan di masa depan
hidupmu menjadi sepenggal kisah yang bikin kau kaget sendiri. Sebelumnya, kau
merencanakan sesuatu dalam pandangan yang begini, tetapi yang kau temukan
begitu. Atau sebelumnya, kau tak pernah membayangkan akan ada hal yang begitu
terjadi. Semisal kau sudah siap ke Gramedia hanya untuk cari buku dari seorang
penulis favorit, dan tak disangka kau temukan langsung sang penulis favoritmu
di sana, sedang menghabiskan sebotong rokok di beranda toko buku itu. Kau
kaget, tapi kau senang bukan main.
Mario Kali (kanan) dan Maria Pankratia (kiri), dua orang sastrawan muda NTT. (Dok. pribadi) |
Koalisi KOPI sebagai wadah kolaborasi Komunitas-Komunitas Orang Muda NTT
Peduli Iklim yang diinisiasi oleh dua Yayasan Skala Nasional, Terasmitra dan Hutan
itu Indonesia yang bernaung di bawah satu Yayasan International, HIVOS, kembali
menghelat Lokakarya keduanya pada 30 September sampai 1 Oktober 2022 baru-baru
ini. Lokakarya yang bertujuan mengeratkan semangat gotong-royong orang muda NTT
untuk beraksi dan bersaksi peduli iklim dan kemanusiaan kali ini sedikit berbeda
teknis pelaksanaannya dengan Lokakarya yang sebelumnya diadakan pada akhir
April 2022 lalu di Wisma St. Fransiskus, Detusoko Barat.
Baca juga: Aditya Arum, Terampil Mengolah Sakit Hati Menuju Event Sastra
Lokakarya kedua ini meski diadakan serentak, tetapi lebih terpusat pada
lingkup wilayah regional masing-masing, seperti Regio Timor (Alor, Kupang,
So'E, dll) ber-locus di sebuah hotel di Kupang; Regio Flores Bagian Barat
(Maumere, Ende, Nagekeo, Ngada, Manggarai Raya) ber-locus di Ende dan Regio
Flores Bagian Timur (Solor, Lembata, Adonara, Larantuka) mengadakan di lingkup
wilayah yang mereka tentukan sendiri.
Sebagai orang Timor yang berdomisili di Ngada, saya turut, diundang oleh
Saudara Efraim Mbomba Reda (Koordinator Lapangan), sebagai perwakilan Pokdarwis
Ena Bhara (Sewowoto_Inerie), salah satu komunitas orang muda untuk ikut
bergabung bersama perwakilan Komunitas-komunitas lainnya, seperti NTT School
Ngada, Teater Siapa Kita Labuan Bajo, Pemuda Pancasila Colol, Mapala Maumere,
Humanitas Maumere, KPARG Maumere, OMK Nuabosi, dan lainnya, menjadi peserta
Lokakarya Koalisi KOPI menurut Regio Flores Bagian Barat bertempat di Pondok
Bina Ola Ngari, Jl. Melati, Kota Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ada banyak hal baik dan berguna yang dapat saya temukan sebagai bahan pembelajaran baru. Dan saya mengamini adagium klasik “pengalaman adalah guru terbaik”. Dan kau harus selalu menyalami pengalaman itu dalam api semangat mimpi yang tak pernah padam dan aksi-aksi bagi kebaikan hidup yang tak pernah berhenti. Sebab ketika kau berani bermimpi dalam aksi-aksi kebaikan saat ini, akan ada banyak jaringan pertemanan yang datang menyalamimu.
Salah satu pengalaman terbaik yang saya temukan dalam kegiatan tersebut
adalah bertemu lagi dengan teman-teman baru dari beberapa komunitas yang telah
saya ketahui sebelumnya. Entah mereka hadir sebagai peserta, maupun sebagai
pemberi materi.
Pengalaman yang membuat saya harus menulis bahwa saya telah mengalami
sepenggal cerita yang bikin saya kaget adalah dapat bertemu dengan seorang
pemateri/pemberi inspirasi-motivasi yang hebat menurut saya dan yang selama ini
saya kagumi sebagai sosok inspiratif dalam dunia kepenulisan sastra di NTT.
Orang itu adalah Maria Pankratia Mete Seda, penulis sastra dan manejer Klub
Buku Petra saat ini. Saya kaget dalam gumam, sebagaimana Kaka Maria bilang saat
hendak menjawab pertanyaan saya dalam sesi diskusi pada pemaparan materi kedua
hari pertama Lokakarya,
"Kau yang Mario Kali? Oh akhirnya bisa ketemu langsung.”
Baca Juga: KFK Gandeng Timor Bergerak Mencari Penulis Skenario Film
Dia tersenyum dari posisi berdirinya sebagai pemberi materi, saya balas
senyum dari posisi duduk saya sebagai peserta. Beberapa kali, kami hanya
bertemu di medsos. Pernah sekali dua kali baku sapa lewat pesan Facebook (saya
ingat betul ketika beberapa puisi saya lolos kurasi di media Bacapetra.co, tanggal
8 Desember 2020, dan beberapa hari setelah itu Kaka Maria kontak saya untuk
konfirmasi pengiriman honor).
Usai sesi pemaparan materi dan sharing lepas tentang kiat mengelola
komunitas itu, kami bersalaman, foto bersama, makan siang bersama dan
omong-omong lepas bersama peserta Lokakarya yang lain, seperti Ka Arnold Lado
dari PMI Sikka, Ka Ardin Liko dari NTT School Ngada, Nong Gela dari Mapala
Maumere, dan lain-lain.
Terlepas dari topik omong-omong lepas siang itu dan kisah yang sejenak
buat saya kaget, saya hanya mau mengutip kembali apa yang Kaka Maria katakan
dalam sebuah analogi berikut sebagai motivasi bagi siapa saja orang muda yang
bergabung dalam sebuah komunitas orang muda.
"Saya hanyalah gelas kosong, yang bisa menjadi pribadi yang sejati ketika diisi oleh apa yang saya temukan di dalam komunitas, wadah besar yang menyimpan banyak hal baik dan berguna bagi perkembangan jati diri saya."
Terima kasih Kaka Maria Pankratia untuk momen pertemuan pertama kita.
Semoga Kaka selalu jadi salah satu sosok inspirasi bagi orang muda dalam
menemukan jati dirinya sebagai anggota sebuah komunitas. Dan semoga banyak
orang muda NTT yang semakin tergerak untuk hidup dalam komunitas-komunitas
inovatif dan kreatif demi pengembangan diri.
Terima kasih Koalisi KOPI untuk sesi baik dan berguna kali ini.
Mari kita semua orang muda NTT bergotong-royong untuk adil bagi bumi, sebagaimana
kita mau hidup lebih lama.
Penulis
Mario D. E. Kali, lahir di Kimbana, Belu, Timor. Saat ini berdomisli di Kampung Sewowoto, Inerie, Ngada, Nusa Tenggara Timur. Beberapa aktivitas yang digeluti saat ini antara lain: bekerja sebagai Tenaga Administrasi SDI Sewowoto, terlibat sebagai anggota dalam Komunitas Pokdarwis Ena Bhara yang turut berjejaring dalam koalisi KOPI, dan merintis Pondok Bawa Sewo Woto. Pernah menulis Kumpulan Puisi yang diterbitkan dalam sebuah buku berjudul 'Tanda Mata' (Jakarta: Teras Budaya, 2020).
0 Response to "Menyalami Pertemuan dan Pertemanan "
Posting Komentar