Uskup Belo saat menerima Nobel Perdamaian pada 1996, diduga melakukan kekerasan seksual kepada anak laki-laki sejak tahun 1980-an. (AP Foto/B. Sigurdsoen).
LEKO NTT – Kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo atau lebih akrab Uskup Belo, seperti yang dilaporkan oleh media Belanda De Groene Amsterdammer pada tanggal 28 September 2022, membuat pihak Takhta Suci Vatikan buka suara.
Uskup Belo, peraih Nobel Perdamaian 1996
itu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap sejumlah remaja laki-laki
selama tahun 1980-an hingga 1990-an. Investigasi dari De Groene Amsterdammer
telah dimulai sejak 20 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2002.
Saat itu, seorang pria asal Timor
mengungkap kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan Uskup Belo terhadap
temannya. De Groene Amsterdammer lalu mewawancarai dua korban
yang kini telah berusia lebih dari 40 tahun.
Baca juga: Terbukti Melakukan Kejahatan Seksual, Mantan Pastor Richard Dasbach Dijatuhi Hukuman 12 Tahun Penjara
Dalam investigasi itu, dua puluh
narasumber dilibatkan. Baik dari pejabat pemerintahan, politisi, aktivis LSM,
dan beberapa orang yang bekerja di Gereja. Diduga ada lebih banyak korban yang
mengalami kekerasan seksual dari Uskup Belo.
Suara Vatikan dan Sanksi bagi Uskup Belo
Atas laporan investigasi media Belanda
itu, Juru Bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan, pihaknya akan “memeriksa informasi itu,” katanya sebagaimana dilansir Kyodo News pada
28 September 2022 waktu setempat.
Sebelumnya pun, dalam investigasi itu,
tim De Groene Amsterdammer telah berusaha mengkonfirmasi kasus
tersebut kepada Kardinal Virgilio do Carmo da Silva di Dili, namun tidak ada
jawaban.
Tak hanya itu, tim investigasi pun
mengkonfirmasi langsung dugaan tersebut kepada Uskup Belo melalui sambungan
telepon. Namun setelah diangkat selama beberapa saat, sambungan telepon
diputuskan.
Uskup Belo, tokoh yang sangat dihormati
karena perjuangannya dalam membela rakyat Timor Leste selama penjajahan
Indonesia. Itu sebabnya, pada tahun 1996, Uskup berusia 74 tahun itu meraih
Nobel Perdamaian.
Baca juga: Korban Pelecehan Seksual oleh Uskup Belo Penerima Nobel Perdamaian, Angkat Bicara
Sejak dirilisnya hasil investigasi, umat
di Timor Leste bahkan di dunia terkejut akan tuduhan yang dialamatkan kepada
Uskup Belo yang diketahui, kini tinggal di Portugal.
Dilansir dari Associated Press,
sehari setelah tuduhan pelecehan seksual itu, pihak Vatikan pun mengkonfirmasi
bahwa mereka telah memberikan sanksi kepada Uskup Belo. Hal itu diungkapkan
Juru Bicara Vatikan, Matteo Bruni.
Ia mengatakan, pada tahun 2019 Vatikan
telah mendapat laporan “perihal perilaku Uskup Belo.” Pihak Vatikan mengakui,
sanksi itu berupa pembatasan aktivitas dan pelayanan bagi peraih Nobel
Perdamaian 1996 tersebut.
Matteo Bruni pun mengungkapkan, Uskup Belo
dilarang untuk melakukan kontak dengan anak-anak di bawah umur. Dalam sebuah
pernyataan, Bruni mengatakan sanksi itu "direvisi dan dipertegas"
pada November 2021.
Baca juga: Luapkan Kecewa dan Bongkar KasusPejabat Gereja, Sastrawan Felix Nesi Ditahan Polisi
Dikabarkan, Uskup Belo pun telah secara
resmi menerima kedua hukuman tersebut. Namun, Vatikan tidak merinci mengapa
Paus St. Yohanes Paulus II saat itu, mengizinkan Uskup Belo mengundurkan diri
sebagai kepala gereja di Timor Leste pada awal tahun 2002.
Selain itu, Vatikan pun belum menjelaskan, mengapa otoritas Gereja Katolik Roma mengizinkan Uskup Belo pergi ke Mozambik. Mengingat, di Mozambik, Uskup Belo juga melakukan pelayanan kepada anak-anak. (teh/leko).
One attention-grabbing metric is the variety of initiatives and the sum of money pledged through Kickstarter initiatives. Kickstarter is a crowdfunding platform that enables creators to fund merchandise and initiatives. In truth, many 3D printer distributors have funded their efforts through Kickstarter. As anybody who owns a 3D printer will inform you, as soon as friends see the printer in Manual Can Openers motion, their imagination stirs. Nearly instantly, they will start calling out the forms of objects they'd wish to have made. Often these are not even current gadgets, but completely new inventions they assume may be produced overnight through the magic of 3D printing.
BalasHapus