Judith D'Lorenzo Taolin saat membawakan materi dalam Workshop Jurnalistik. (Foto: Leko NTT)
Kefamenanu, LekoNTT.com - Sebanyak 10
jurnalis warga di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengikuti workshop
jurnalistik. Workshop yang dimentori oleh Judith D’Lorenzo Taolin dan Alfred
Welhelmus Djami ini berlangsung di Kefamenanu pada Rabu (23/02).
Kegiatan ini sempat tertunda selama dua jam karena hujan deras mengguyur
Timor sejak pagi hingga malam hari. Para jurnalis warga yang berasal dari
beberapa desa atau kelurahan di TTU, terjebak hujan saat perjalanan menuju Kota
Kefamenanu. Namun kondisi ini tidak membuat mereka patah semangat hingga mampu mengikuti
workshop dengan antusias.
“Karena hujan deras, saya tidak bisa naik motor dari kampung ke Kefa. Saya naik bis saja walaupun sebenarnya mabuk kalau naik bis. Tekad untuk ikut pelatihan bikin saya lupa mabuk,” ungkap Maria Yunita Sila, jurnalis warga asal Desa Oinbit.
Para peserta workshop sedang khusyuk dalam praktek menulis berita. (Foto: Leko NTT)
Dalam kesempatan itu Judith membawakan materi tentang jurnalistik dasar,
sedangkan Alfred berbagi perihal foto jurnalistik. Selain presentasi materi,
para peserta pun dilatih untuk menulis berita dan cara menghasilkan karya foto
jurnalistik.
Judith mengatakan, selain menerima materi ada praktek menulis bagi
jurnalis warga – pemula. Tujuannya agar setelah peserta kembali ke desa atau
kelurahan masing-masing, mereka bisa melihat masalah-masalah sosial yang
menonjol; yang terjadi di desa/ kelurahan. Masalah-masalah tersebut bisa
diangkat dalam berita karena tidak semua masalah bisa terekspos ke media
apalagi masalah di desa.
“Melalui workshop ini, mereka bisa mengangkat masalah-masalah yang ada
di desa atau kelurahan dan dapat menjadi perhatian pihak terkait. Nanti kita
bantu sempurnakan tulisannya. Tujuannya agar mereka tidak berhenti saat
mendengar materi saja tapi terus diterapkan ilmunya melalui tulisan,” kata
Judith.
Selain itu, ia berkisah “kondisi di TTU membuat kita menjadi jurnalis
yang berjiwa sosial, kita harus bantu banyak masyarakat lewat berita-berita
yang ditulis.” Ia pun berharap, dengan adanya workshop jurnalistik ini “semoga
bisa membuat mereka memiliki motivasi dalam hal menulis. Baik menulis tentang
pengetahuan maupun umum, isu-isu vaksinasi dan masalah-masalah di sekitarnya.
Semoga tulisan mereka memiliki daya tarik yang tinggi, banyak diminati dan
memberikan manfaat bagi banyak orang di sekitarnya.”
Di lain pihak, Alfred W. Djami seusai pemaparan materi mengatakan waktu yang tersedia dalam workshop tidak cukup untuk memberi dampingan secara mendalam. Ia berharap, ada kesempatan berikut sehingga dampingan dapat dilakukan secara intensif.
Alfred W. Djami saat membawakan materi Fotografi Jurnalistik. (Foto: Leko NTT)
“Semoga kita bertemu lagi di waktu yang lebih baik, dan sebaiknya di dekat atau di dalam desa di mana sebagian besar peserta tinggal. Kita bisa langsung praktek peliputan dengan mengangkat isu-isu yang ada di desa. Hasil workshop bisa jadi karya,” kata Alfred, fotografer asal Sabu yang kini berdomisili di Kota Atambua, Kabupaten Belu.
Melania M. Sau, salah satu jurnalis warga asal Kelurahan Tubuhue, Kota
Kefamenanu mengapresiasi workshop yang telah dilangsungkan itu. “Pelatihan ini
sangat menarik. Banyak ilmu yang saya dapat terutama dalam hal menulis berita
dan tentang foto jurnalistik. Awalnya saya berpikir bahwa dalam sebuah berita,
foto itu hanya pemanis atau pelengkap saja. Nyatanya foto dalam dunia
jurnalistik sendiri punya makna yang sangat mendalam,” katanya.
“Terima kasih Leko NTT, sudah
kasih ruang belajar untuk kami yang pemula ini. Awalnya benar-benar nol dalam
jurnalistik, kini sudah punya tambahan pengetahuan untuk bisa memulai dengan teknik
yang benar dan tepat.”
Editor: HET
Baca Juga: Jurnalis Warga di Timor Siap Ikut Kampanye Vaksinasi Covid-19
0 Response to "Jurnalis Warga Untuk Kampanye Vaksinasi di Timor Dibekali Pengetahuan Dasar Jurnalistik"
Posting Komentar