Tanpa Titik Temu
Kita melalui hari
Tanpa permisi
Tanpa bukti
Tanpa isi
Sedangkan temu seperti waktu
Segera berlalu,
Seperti udara
Menjadi debu
Seperti api
Menjadi abu.
Kupang, 22 Februari 2020
Pulang
Aku ingin pulang
Pada seseorang yang rindunya selalu dipendam
Di hadapan malam yang gelap
Doanya terus membentang.
Aku ingin pulang
Di saat sabana mengering; malam yang dingin
Waktu yang tepat aku memeluk punggungnya.
Aku ingin pulang
Ke dada ibu yang berbau tanah ladang
Tempat aku berpegang.
Di sana rindu yang bersemayam, menjelma doa yang tak henti berdendang.
Kupang, 23 maret 2020
Mencintaimu #1
Mencintaimu adalah kesiapan
Menjadi tangguh dalam mengagumi
Menjadi rapuh di lain waktu.
Kupang, 15 Maret 2020
Mencintaimu #2
Mencinta, kata kerja
Bila tak serasa
Setidaknya pernah membuatmu terjaga.
Waingapu, 2021
Rindu #1
Beberapa pencandu rindu lupa, bahkan ketika sudah diadu, rindu yang terlalu menggebu berakhir jadi debu.
Waingapu, 2021
Rindu #2
Jika setiap merindu dibayar negara
Maka aku adalah orang yang paling kaya.
Waingapu, 3 Maret 2021
Gagal
Kau berharap menjadi puisi,
Tapi tidak pernah sudi
Mati, dan jadi abadi.
Waingapu, 4 Maret 2021
Seteru Baru
Kerap kali berseteru perihal temu,
Bukankah cinta memang begitu?
Kau diharuskan keliru dan dipenuhi cemburu
Sebelum merindu dan diizinkan bertamu.
Waingapu, 26 Maret 2021
***
Silviona W. Pada, penggiat Komunitas Leko Kupang, apoteker yang terlanjur jatuh cinta kepada puisi.
❤
BalasHapus