Malam
sudah lewat tengah malam. Hari sudah berganti. Tanggal 30 April 2019 baru
dimulai. Lampu padam. Hanya di rumah kami yang tak ada cahaya. Kesulitan itu
saya laporkan di loket pelayanan gangguan di Jalan Palapa, Oebobo, Kota Kupang.
Di menit itu juga ketiga petugas beranjak mengikuti. Saya memandu mereka menuju
rumah. Mereka mengekor dari belakang dengan mobil lapangan PLN, yang ditandai
dengan tangga ulur di atas mobil.
Saya
sebenarnya pasrah, jika pun mereka tidak datang malam itu. Artinya, keluarga
kami akan berada dalam gelap, minimal malam itu. Artinya saya harus masak air
dengan komfor untuk membuat susu bagi putri kecil kami. Namun tanggapan
itu berbeda dari kekhawatiran saya. Mereka sigap menanggapi.
Dalam
gelap mereka bekerja tanpa banyak berisik. Hanya kalimat-kalimat pelan yang
mereka lontarkan. Kami tidak bertukar nama atau apapun, dan sepertinya mereka
terbiasa untuk ada dalam posisi anonim. Saya tidak ingin menganggu keheningan
itu, dan hanya beraksi jika mereka memerlukan sesuatu.
Ketiga
kru layanan gangguan PLN dengan sigap bekerja saling membantu. Ada yang
memanjat, memegang tangga, mengulurkan kabel, dan ada yang mengawasi semuanya.
Gerimis
embun tipis turun sedikit. Para tetangga sudah terlelap semua. Tangga mereka
keluarkan, dan sandarkan di tiang listrik terdekat. Memang ada kabel yang putus
dan harus diganti. Kabel sepanjang tujuh meter mereka pasang ke meteran
listrik. Menurut penjelasan mereka, bahan dasar kabel ini memang sudah harus
diganti.
Tepat
pukul 02:44 mereka sudah selesai mengganti kabel yang putus. Berdasarkan jam
foto, terekam mereka tiba sekitar pukul 01:46 Wita dini hari.
Kami
tidak berkenalan hingga mereka pergi, hanya jelas saya sangat berterima kasih.
Ya, faceless dan nameless untuk publik. Terima kasih sekali lagi.
Foto dan narasi: Dominggus Elcid Li
0 Response to "Cahaya Pekerja Malam"
Posting Komentar