Kupang,
LekoNTT.com
– Peristiwa Papua yang terus menjadi sorotan hingga kini, turut mengundang
tanggapan dari berbagai pihak. Salah satu tanggapan itu datang dari Theo
Hesegem, pembela HAM di Pegunungan Tengah, Papua.
Menurut Theo, Pemerintah Indonesia punya pengalaman penyelesaian masalah
konflik Aceh dan kesepakatanya dilakukan di Helsengky. Menurutnya
pemerintah dalam menyelesaikan konflik tampak ‘membeda-bedakan’. Ia mencontohkan
penyelesaian konflik di Aceh dan Papua dan meminta pemerintah, mengapa terjadi
demikian.
“Pemerintah
Indonesia harus menjelaskan berbedaan antara Aceh dan Papua. Karena kami
ketahui bahwa Aceh dan Papua adalah bagian dari Rebuplik Indonesia. Konflik
Aceh cepat sekali direspon oleh Pemerintah Pusat, sedangkan penanganan Konflik
di Papua sangat lamban direspon,” ungkap Theo, Ketua Jaringan Advokasi Penegakan
Hukum dan HAM (JAPH-HAM), Pegunungan Tengah.
Theo Hesegem, Pembela HAM di Pegunungan Tengah, Papua (Foto: Ist.) |
Lebih lanjut ia mengatakan, berbagai pihak mendesak Pemerintah Pusat untuk berdialog terkait masalah Papua, tapi masih banyak pertimbangan. Menurutnya pemerintah pusat sering melakukan dialog dengan berbagai pihak, tanpa agenda yang
jelas.
“Melakukan
pertemuan biasa dianggap dialog, itu konsep dan pikiran orang (pemerintah) pusat. Pemahaman
bodoh saya, yang dimaksud dengan dialog adalah melibatkan kedua belah pihak
yang berbeda pendapat, menyepakati bersama agenda dialognya dan apa yang mau
didialogkan,”
ungkapnya.
Ia juga beranggapan kalau selama ini, pemerintah pusat jarang melibatkan orang asli
Papua yang berbeda pendapat. “Pemerintah
selalu melibatkan orang-orang dan tokoh-tokoh orang Papua yang punya pandangan sama dengan pemerintah di Jakarta.
Sehingga masalah Papua, tidak dapat
diselesaikan dengan tuntas. Apa perbedaan Aceh dan Papua? Dimana perbedaannya? Dan apa yang membedakan Aceh dan Papua?”
***
0 Response to "Theo Hesegem, Pemerintah RI Harus Menjelaskan Perbedaan Antara Aceh dan Papua"
Posting Komentar