Kupang, LekoNTT.com – Puluhan massa aksi dari Front Perjuangan Rakyat (FPR) NTT
menggelar aksi damai peringati Hari Tani Nasional yang ke-59 di halaman Kantor Gubernur NTT dan
Kantor DPRD NTT pada Selasa (24/9/2019). Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa,
pemuda, ibu-ibu, dan petani dari Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor
Tengah Selatan, dan Kabupaten Sumba Barat, mengenakan kain tenun dngan motif khas daerah masing
sambil berorasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Aliansi, awalnya memadati
pelataran Kantor Gubernur NTT. Namun,
sia-sia usaha untuk bertemu pimpinan Pemerintah
Provinsi NTT. Massa akhirnya memilih bergerak menuju Kantor DPRD
NTT. Di sana massa aksi diterima oleh tiga anggota DPRD NTT dan melakukan
audiensi, yakni Aloysius Malo Dadi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Daerah Pemilihan (Dapil) NTT III (Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, dan
Sumba Barat Daya), John Elpi Parera dari Fraksi Partai Nasional Demokrat
(Nasdem) Dapil NTT V (Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka) dan Kasimirus Kolo dari
Fraksi Partai Nasdem Dapil NTT VII (Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka).
Matias Kayo, Koordinator Umum
FPR NTT dalam audiensi bersama ketiga anggota DPRD NTT, menyatakan
beberapa poin yang menjadi tuntutan massa aksi ini. Tuntutan itu antara lain, persoalan tapal batas di Kabupaten Sumba
Barat dan Sumba Barat Daya, kasus kematian Poro Duka yang ditembak aparat
keamanan saat mempertahankan tanah adat di Sumba Barat pada 25 April 2018 lalu,
konflik agraria berkepanjangan, hingga klaim Pemerintah atas tanah adat
Besipae-TTS ,serta perampasan Wilayah kelola rakyat di NTT.
"Tujuan kami datang
hendak berdiskusi dengan para wakil rakyat, sebagai representasi rakyat, untuk
menyelesaikan persoalan yang selama ini membelenggu kaum petani," ujarnya.
Audensi antara massa aksi FPR NTT dan DPRD NTT. (Foto: EN) |
Suasana sempat menengang
ketika Matias mempertanyakan surat yang berisi kronologi tuntutan yang telah
dilayangkan kepada DPRD NTT jauh hari sebelum aksi dilakukan, namun baru sampai
ke tangan Kasimirus pada saat itu. "DPRD
tidak serius dalam menyelesaikan persoalan rakyat," kata Matias.
Kasimirus Kolo, salah satu
anggota DPRD yang menerima massa aksi menegaskan akan mencarikan solusi terbaik
untuk menjawabi tuntutan aksi. Menurutnya,
akan ada diskusi berkelanjutan bersama para penuntut, pun anggota
DPRD lainnya, segera setelah penetapan pimpinan DPRD NTT yang rencananya akan
terjadi pada 30 September mendatang.
Audiensi berakhir tanpa
rekomendasi apapun setelah suasana semakin menegang. Massa aksi yang meminta
kehadiran pimpinan sementara DPRD untuk memberikan rekomendasi tetaplah
sia-sia.
Reporter: Nong Eman
0 Response to "Peringati Hari Tani Nasional, FPR NTT Gelar Aksi Damai"
Posting Komentar