Pada akhir Agustus 2019, media-media nasional heboh
memberitakan mengenai pemadaman listrik oleh PLN selama beberapa hari di
Jakarta, Banten, dan separuh Pulau Jawa. Pemadaman listrik ini menjadi isu nasional yang heboh dan mendapat
perhatian dari semua pihak. Liputan 6 sendiri bahkan menyebut peristiwa ini sebagai petaka (Petaka Mati Lampu di Jakarta dan Separuh Jawa). Kehebohan ini menutupi fakta bahwa bahkan hingga
tahun 2019 ini, masih banyak daerah di Indonesia yang belum mendapatkan aliran
listrik.
Aparat Desa Fatutasu mengetik surat keterangan dengan menggunakan mesin tik, di bawah lampu sehen. Foto: Ifana Tungga. |
Salah satu daerah yang belum mendapat aliran
listrik dari PLN adalah daerah Oelatimo, Desa Fatutasu, Kecamatan Miomaffo
Barat, Kabupaten TTU.
Dalam foto ini terlihat seorang aparat desa
Fatutasu sedang mengetik surat keterangan untuk warga menggunakan mesin
ketik, dengan bantuan pencahayaan dari lampu sehen. Karena sehen adalah akronim dari "Super Ekstra Hemat Energi", pencahayaannya juga tidak begitu terang.
Di malam hari, warga Oelatimo menggunakan
lampu sehen sebagai penerang. Ada juga rumah yang menggunakan pelita. Ada beberapa rumah yang
memiliki genset. Biasanya di malam hari mereka menyalakan genset dan
orang-orang pergi untuk menonton televisi dan mengisi daya pada telepon genggam
mereka.
Akses jalan dan letak perkampungan yang cukup
jauh dari jalan umum. Tetapi sesungguhnya itu tidak dapat menjadi alasan tidak masuknya
listrik. Warga terus bersuara mengenai hal ini dalam setiap rapat desa namun
belum ada solusi yang diberikan terkait kebutuhan listrik masyarakat.
Foto dan cerita: Ifana Tungga (pemenang lomba foto jurnalistik Kencan Buku Fes II).
0 Response to "Mesin Tik di Bawah Lampu Sehen"
Posting Komentar