Sepilihan Puisi: Hendrikus Arianto Ola Peduli*
Ilustrasi: Pixabay/ Ist |
Hari Tuhan
Luna,
daun-daun hari terus gugur
Menumbuhkan
tunas-tunas baru
Mungkinkah
kau terus begitu?
Melangkah
bersama manisnya kesenangan duniawi
Dan
tak pernah ingat akan Penciptamu
Luna,
lonceng itu sejak tadi berdentang
Seakan
memanggilmu bergegas ke itu rumah
Mungkinkah
kau membiarkan dentang pilu itu
Lantaran
kau tak menghiraukannya?
Luna,
jangan kau biarkan satu bangku kosong di antara orang-orang itu
Siapkan
puisi indahmu, berikan kepada Tuhan.
Kupang, 31 Mei 2019
Tuhan
Tuhan
yang indah
Aku
yang tak indah
Berkunjung
lagi kerumahMu yang indah
Tuhan,
ku bawakan Kau sepenggal puisi yang tak seindah Mazmur
Berangan Kau indahkan puisiku yang tak indah
Kupang, 29 Mei 2019
Mengail Puisi
Di
suatu pagi yang indah
Berbekal sepotong senar dan kail
Aku
pergi melaut
Di antara deru ombak
Dan
warna-warni karang yang indah
Aku
berangan mengail banyak puisi
Untuk
ku suguhkan di meja kertas
Kupang, 26 Mei 2019
Ruang Khayal
Di suatu sunyi yang damai
Senja yang temaram
aku berkeliling di ruang khayal
punyaku
ketika sedang melihat-lihat
kudapati sepotong sajak sedang manari
memanggil namaku
berkata "Hei, bawalah aku ke dalam kertas
lusuhmu"
Penfui, 20 Mei 2019
*Hendrikus Arianto Ola Peduli, mahasiswa semester IV Pendidikan
Bahasa Inggris, Universitas Nusa Cendana.
Facebook:
Hendrikus Arianto Ola Peduli
Hendrikus Arianto Ola Peduli
0 Response to "Puisi | Ruang Khayal"
Posting Komentar