Kupang, LekoNTT.com - Hadir sebagai salah satu peserta pameran foto SkolMus 2019 di Taman Budaya Gerson Poyk, Kupang, NTT, pada tanggal 28-30 Mei 2019, Freny mengusung beberapa foto kuliner yang unik dan menarik. Wanita bernama lengkap Silvania S. E. Mandaru itu mencoba menampilkan apa yang dilihat dan dialami langsung saat Festival Pangan Lokal di Desa Oh Aem, Amfoang Selatan, Kupang.
Harapan dan Impian
Reporter: Weren Taseseb
Foto-foto yang ditampilkannya dengan tema “Para Pesulap Kuliner dari Oh Aem” menunjukkan beberapa jenis makanan khas tradisional yang hingga kini belum dikenal secara umum oleh masyarakat NTT.
“Ketika mendengar pangan lokal, kesan kita pasti sonde enak, tapi ternyata itu salah,” tutur dosen Komunikasi Undana itu dengan nada prihatin. Salah satu karyanya yaitu foto ‘Luat Mauf’ (sambal sarang lebah) terpilih sebagai foto terbaik dan memenangkan foto dalam festival tersebut. Foto itu menunjukkan potensi alam dengan bahan makanan yang enak dan unik tetapi bisa dibilang terabaikan. Ini mungkin saja karena kekurangtahuan masyarakat tentang bagaimana menyajikan bahan-bahan makanan yang ada, atau bisa saja karena berpikir bahwa pangan lokal tidak cukup untuk makanan pokok.
Freny Mandaru bersama pengunjung pameran di depan foto-fotonya. (Foto: Akun facebook Kulata Ima). |
Harapan dan Impian
Ketika ditemui di ruang galeri pada malam penutupan pameran (30/05/2019), Freny Mandaru berharap semoga ke depannya konsep yang keliru tentang makanan lokal yang ‘sonde enak’ dapat diperbaiki. Bila memungkinkan, pameran-pameran pangan dari komunitas-komunitas yang bergerak di bidang pangan NTT, menghadirkan juga jenis-jenis makanan lokal. Menurutnya, selain bahan makanan dan cara pengolahan yang unik, kita perlu menunjukkan kepada dunia bahwa makanan lokal dari ‘tanah kering’ itu juga enak. Selain itu, makanan lokal tidak banyak mengandung bahan kimia sehingga sangat sehat untuk dikonsumsi tubuh.
0 Response to "Fotografer yang Prihatin pada Kuliner Tradisional"
Posting Komentar