Kefamenanu, LekoNTT.com – Sesudah dua novelnya yang berjudul Unu (Juxtapose, 2009) dan Benang Merah (IBC, 2015), sastrawan NTT Unu Ruben Painneon kembali meluncurkan novel ketiganya yang berjudul Foek Susu (Pelangi Sastra Malang, 2019). Peluncuran tersebut bertempat di Lopo Kofe, Jln. El Tari KM 4 Kefamenanu, Sabtu (19/5/2019). Hadir sebagai pembicara Yohanes Sanak (penulis dan budayawan), Rano Korbaffo (pegiat Komunitas Lopo Biinmafo), dan Ardian Muhammad (Dosen Universitas Negeri Timor).
Suasana diskusi. (Foto: Akun FB Unu Ruben Painneon) |
“Jangan pikir jadi penulis itu banyak uang. Tidak. Kita
capek tulis, kita jual. Kadang orang utang, tidak bayar. Kita mau minta juga
malu,”kata Unu disambut dengan tawa para hadirin.
Unu Ruben Painneon |
“Saat membaca kisah Kolo yang berjuang untuk mencari
pekerjaan, saya seperti berharap agar sebagai seorang sarjana yang
berpendidikan, si Kolo melakukan sesuatu untuk tanah Timor. Mungkin Kolo tidak hanya
berusaha mencari pekerjaan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja untuk para
penganggur,” kata penulis yang telah menerbitkan dua buku itu.
Dalam gilirannya, Ardian Muhammad mengatakan meskipun novel
Foek Susu mengangkat isu lokal masyarakat atoin
met么, tetapi permasalahan yang dimunculkan oleh pengarang sebenarnya adalah
permasalahan nasional. Sarjana menganggur dan nepotisme adalah dua masalah yang
terjadi di banyak tempat di Indonesia.
“Ini butuh solusi, baik oleh para sarjana itu sendiri maupun
oleh pemerintah,” katanya.
Foek Susu dan pembacanya. Foto: Istimewa |
“Subjektivitas Ruben tentang Lopo yang diletakkannya dalam pengalaman
individual Kolo merepresentasikan pengalaman universal anak-anak atoin met么 lainnya,” tandas pria lulusan S1 Ilmu
Filsafat Unwira dan S2 Hubungan Internasional Universitas Airlangga ini.
Pose bersama sesudah diskusi. Foto: Akun FB Agni Ignioza |
Diskusi peluncuran buku Foek Susu pada malam itu dihadiri juga oleh dosen-dosen dari Universitas Timor, mahasiswa, aktivis LSM, juga keluarga dari Unu Ruben Painneon. Di pertengahan acara, Rizky, seorang penyair cilik tampil dan membaca puisi-puisi karya penyair NTT, yaitu Ishack Sonlay dan Ragil Sukriwul.
Laporan jurnalis LekoNTT.com, Vivin da Silva
kegiatan yang sangat menarik...saya memberikan apresiasi luar biasa terhadap karya-karya unu Ruben Paineon yang inspiratif dan juga komunitas lopo sebagai wadah yang memberikan akses kepada generasi muda untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi. Kab. TTU membutuhkan lebih banyak lagi komunitas-komunitas seperti ini untuk menunjang bakat dan talenta kreatif anak-anak muda "atoin meto". Sukses terus Unu Ruben dalam menciptakan karya inspiratifnya dan tetap semangat memperjuangkan nilai-nilai positif melalui tulisan-tulisannya, semoga akan lebih banyak lagi "unu-unu" lainnya dengan karya-karya yang menginspirasi. Sukses juga buat Komunitas Lopo dalam membangkitkan karya putra daerah. Salam
BalasHapusProficiat buat Unu Ruben Paineon atas hadirnya novel ketiga FOEK SUSU
BalasHapus馃憤馃憤馃憤馃憤
BalasHapusTop k Unu
BalasHapus