Kupang, LekoNTT.com - Sebagai
salah satu komunitas literasi yang ada di kota Kupang, Leko Kupang bekerja sama
dengan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) menggelar pelatihan
jurnalistik. Pelatihan ini dilakukan di meeting room F-Square Oebobo Kupang pada
hari Sabtu, 25 Mei 2019.
Sischa Solokana (berdiri) sedang memaparkan materi Pelayanan Publik Inklusif (Foto: LekoNTT.com) |
Kegiatan
yang dihadiri oleh kurang lebih 19 orang peserta
ini dimulai pukul 09.30 WITA yang diawali dengan materi pelayanan publik
inklusif yang dibawakan Siska Solokana, salah satu relawan perkumpulan CIS
Timor. Dalam sesi ini pemateri menyajikan masalah-masalah publik yang berkaitan
dengan lemahnya pelayaan bagi masyarakat berkebutuhan khusus (disabilitas). Misalnya
ketersediaan guiding block di trotoar
bagi tuna netra, juga minimnya perhatian pemerintah bagi fasilitas-fasilitas di
ruang publik lainnya yang tidak ramah terhadap penyandang disabilitas.
Setelah
itu dilanjutkan dengan materi dasar-dasar jurnalisme investigasi oleh Johanes
Seo, seorang koresponden majalah Tempo. Dalam sesi ini, pemateri menjelaskan
metodologi investigasi yakni dari perencanaan investigasi media, investigasi
dan penulisan hasil investigasi juga sistem keamanan. Beliau juga menjelaskan
pengalamannya sebagai investigator dalam kasus perdagangan orang yang terjadi
di NTT.
Dalam
sesi feature dan straight news yang dibawakan oleh
Johanes Taena, peserta diberi kesempatan turun ke lapangan untuk melakukan
peliputan secara langsung. Hasil liputan itu menjadi rujukan bahan pemberitaan
oleh komunitas Leko.
Menurut Koordinator Komunitas Leko, Herman Efriyanto Tanouf (28) kegiatan ini bertujuan
untuk membangun minat tulis di kalangan penggiat Komunitas
Leko. “Leko adalah
komunitas yang berusaha aktif dan terlibat menyoroti
masalah sosial masyarakat melalui literasi baca-tulis. Kegiatan
ini dilakukan sebagai upaya mengangkat masalah pelayanan publik terutama bagi mereka yang
berkebutuhan khusus (disabilitas).”
Menurut
Efry, “pelatihan
ini menjadi satu bentuk pembekalan agar teman-teman bisa turun langsung ke
lapangan. Di sini kami semua bukan jurnalis yang sudah sering turun ke lapangan
tapi teman-teman baru mau belajar menjadi
jurnalis.’’
Tentang Leko
Komunitas ini berdiri pada tanggal 09 September
2017. Biasanya Leko melakukan kencan buku di ruang-ruang publik Kota Kupang
misalnya di Taman Nostalgia. Seperti yang dijelaskan Efri, bahwa hal ini
dilakukan karena membaca tidak hanya terjadi di ruang kelas, ruang kuliah dan
perpustakaan, tetapi juga dapat dilakukan dimana saja.
Sasaran kegiatan kencan buku ini adalah setiap
pengunjung taman nostalgia. Biasanya buku-buku yang disediakan digelar di
tanah, dan para pengunjung bebas untuk meminjam buku dan membacanya.
Langkah ini dinilai Efri dan penggiat Leko lainnya
sebagai upaya strategis untuk membangun minat baca tulis di NTT khususnya Kota
Kupang. Sebab menurut Efri, sejauh ini kebijakan pemerintah dalam menjawab
masalah literasi masih sangat kaku. Hal ini bisa terlihat dari lini kebijakan
yang lebih banyak berfokus pada literasi sekolah dan peran guru-guru. Hal ini
tentu sangat tidak kondusif dalam menyiapkan produktivitas menulis yang baik
bagi anak didik.
Hal ini juga menjadi sebab munculnya gerakan-gerakan
literasi dengan adanya komunitas-komunitas, sebagai upaya membangkitkan gerakan
melek baca. Sebab membaca adalah kunci. Jalan satu-satunya menjaga peradaban
bangsa.
Reporter: Domi
Karangora, Beatrix Dhone dan Grace Gracella
0 Response to "Bangkitkan Jurnalisme Warga, Leko Kupang Gelar Pelatihan Jurnalistik"
Posting Komentar